Reaksi
kimia adalah suatu proses dimana zat – zat baru yaitu produk / hasil
reaksi terbentuk dari beberapa zat aslinya, yang disebut pereaksi.
Biasanya suatu reaksi kimia disertai oleh kejadian – kejadian fisis,
seperti perubahan warna, pembentukan endapan atau timbulnya gas.
Secara umum dikenal 5 macam reaksi yaitu :
1. Reaksi kombinasi
Reaksi dua zat atau lebih zat (baik unsur atau senyawa) yang bereaksi membentuk satu hasil reaksi.
Beberapa jenis reaksi kombinasi
a. Logam + bukan logam → senyawa biner
b. Bukan logam + oksigen → oksida bukan logam
c. Oksida logam + air → hidroksida logam (basa)
2. Reaksi pertukaran
Kebanyakan dari jenis reaksi salah satu pereaksinya adalah logam yang akan menggantikan ion logam lain dari larutan. Contoh :
Fe + CuSO4 → FeSO4 + Cu
3. Reaksi netralisasi
Reaksi
netralisasi terjadi pada suatu asam atau oksida asam bereaksi dengan
basa atau oksida basa membentuk garam dan air. Contoh :
Asam + Basa → Garam + Air
4. Metatesis
Reaksi penggantian ganda, yang mana dua senyawa saling berganti ion atau ikatan untuk membentuk senyawa yang berbeda.
NaCl + AgNO3 → NaNO3 + AgCl
Ciri – ciri terjadinya reaksi :
o Menghasilkan endapan
o Menghasilkan perubahan warna
o Menghasilkan gas / gelembung
o Perubahan suhu
o Baunya
Ada
empat jenis reaksi yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu reaksi
kombinasi, reaksi dekomposisi, reaksi substitusi dan reaksi metatesis
(penggantian ganda).
Percobaan
pertama adalah reaksi kombinasi. Alat dan bahan yang digunakan adalah
aluminium foil. Cara kerjanya yaitu aluminium foil dibakar sisinya
dengan pembakar spiritus. Sisi yang lainnya dijepit dengan gegep.
Setelah dibakar terjadi perubahan pada aluminium foil, dimana terlihat
perubahan warna yang menandakan terjadinya reaksi yaitu dari sebelumnya
berwarna perak berubah menjadi abu – abu keemasan.
Percobaan kedua adalah reaksi dekomposisi. Alat dan bahan yang digunakan adalah pembakar spiritus, tabung reaksi, gegep, KBrO3 dan KBr dan korek api sebagai penanda terjadinya reaksi. Cara kerjanya adalah masukkan KBrO3
dan KBr dalam masing – masing tabung reaksi secukupnya, lalu dijepit
dengan gegep dan kemudian dibakar diatas pembakar spiritus, dinyalakan
korek api dan disimpan diatas tabung reaksi dan dilihat apakah terjadi
reaksi. Reaksi yang terjadi pada korek api yang disimpan diatas KBrO3, nyala api dari korek api semakin besar, sedangkan KBr menyala seperti biasa saja. Hal ini terjadi akibat KBrO3 tadi bereaksi menghasilkan KBr + O2, dimana O2
inilah yang menyebabkan nyala api lebih membesar dan juga terlihat
adanya uap pada tabung reaksi yang membuat sampel terlihat terangkat
keatas. Pada KBr tidak terjadi perubahan pada nyala api karena
senyawanya tidak mengandung O2.
Percobaan ketiga yaitu reaksi substitusi. Alat dan bahan yang digunakan adalah 6 buah tabung reaksi, Fe + H2SO4, Fe + NaOH, Fe + HCl, Al + H2SO4,
Al + NaOH, Al + HCl. Cara kerjanya adalah dimasukkan masing – masing
sampel pada tabung reaksi, lalu dikocok dan diamati perubahan yang
terjadi. Pada sampel Fe + H2SO4 terjadi perubahan timbul gelembung / gas dan terdapat endapan perak, hal ini terjadi karena Fe + H2SO4 → Fe SO4 + 2H+. Pada sampel Fe + NaOH tidak terjadi perubahan warna karena Fe + NaOH → Fe(OH)3 + Na+.
Pada sampel Fe + HCl terjadi reaksi dilihat dengan adanya gelembung /
gas, warnanya berubah menjadi abu – abu dan pada tabung reaksi berubah
menjadi panas. Pada sampel Al + H2SO4 terjadi
reaksi yaitu ditandai dengan bau menyengat yang keluar dari tabung
reaksi. Pada sampel Al + HCl tidak terjadi reaksi apa – apa .
Percobaan
keempat yaitu reaksi metatesis. Alat dan bahan yang digunakan adalah 6
tabung reaksi untuk menyimpan sampel dimana sampel yang digunakan adalah
HCl + NaOH, FeCl + NaOH, KBr + AgNO3, NaCl + AgNO3, CaCl2 + H2SO4, AgNO3 + HCl, rak tabung reaksi untuk menyimpan tabung reaksi, pipet tetes untuk mengambil dan menyimpan sampel pada tabung reaksi.
Adapun
cara kerja dari reaksi metatesis, pertama – tama disiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan. Diambil 6 btabung reaksi dan masing – masing
tabung reaksi diberi label yang bertuliskan berbagai reaksi – reaksi
berikut : HCl + NaOH, FeCl + NaOH, KBr + AgNO3, NaCl + AgNO3, CaCl2 + H2SO4 dan AgNO3 +
HCl. Diambil masing – masing sampel diatas dengan menggunakan pipet
tetes lalu dimasukkan kedalam masing – masing tabung reaksi. Dan
dikocok, lalu didiamkan pada rak tabung reaksi selama beberapa menit dan
diamati perubahan yang terjadi, apakah terjadi reaksi atau tidak dan
dicatat hasilnya. Hasil yang didapatkan untuk sampel HCl + NaOH tidak
terjadi reaksi karena HCl + NaOH → NaCl + air (H2O), pada sampel FeCl + NaOH → Fe(OH)3 + NaCl, pada tabung reaksi berubah menjadi sedikit panas. Pada sampel KBr + AgNO3 terjadi perubahan reaksi ditandai dengan warna menjadi hijau dan terjadi endapan. Reaksi KBr + AgNO3 → KNO3 + AgBr. Pada sampel NaCl + AgNO3 terjadi reaksi ditandai dengan adanya endapan putih dan tabung reaksi terasa panas. Pada sampel NaCl + AgNO3 → NaNO3 + AgCl. Pada sampel CaCl2 + H2SO4 terjadi
perubahan reaksi ditandai dengan perubahan warna pada sampel dimana
dari bening menjadi putih dan tabung reaksi terasa panas. Pada sampel
ini terjadi reaksi CaCl2 + H2SO4 → CaSO4 + 2HCl. Pada sampel AgNO3 + HCl → AgCl + HNO3 tidak terjadi reaksi.
Pada
reaksi kombinasi, Aluminium foil setelah dibakar berubah menjadi abu –
abu keemasan, hal ini berarti Al sudah bereaksi dengan O2 sehingga menjadi Al2O3 (4Al + 3O2 → 2Al2O3). Hal ini serupa dengan literatur yakni Aluminium foil dibakar akan menghasilkan senyawa baru yaitu Al2O3.
Pada
reaksi dekomposisi, untuk amonium karbonat setelah dipanaskan dan
diletakkan kertas lakmus dimulut tabung reaksi akan berubah kertas
lakmus merah menjadi biru dan juga bau amonia muncul, hal ini menandakan
(NH3)2CO2 sudah bereaksi dan berubah menjadi 2NH3 + CO2 dimana NH3 bersifat basa. Untuk KBrO3, nyala api makin membesar ketika dipanaskan. Hal ini berarti KBrO3 terdekomposisi menjadi KBr + O2 sehingga O2 membesarkan nyala api sedangkan pada KBr terdekomposisi menjadi K+ + B- (tidak ada O2).
Pada reaksi substitusi, untuk Fe + H2SO4 terjadi reaksi ditandai dengan gelembung dan ada endapan perak dimana membuktikan Fe + H2SO4 tersubstitusi menjadi FeSO4 + 2 H+
(A + BC → AC + B). Untuk Fe + NaOH ≠ karena Fe tidak bisa mereduksi Na
yang ada disebelah kanan. Pada sampel Fe + HCl terjadi perubahan warna
menjadi warna abu – abu. Hal ini menandakan bahwa Fe + HCl bereaksi
menjadi FeCl3 + H+. Pada sampel Al + H2SO4 terjadi reaksi dilihat dari bau yang menyengat (Al + H2SO4 → Al2(SO4)3 + 6H+). Pada sampel Al + NaOH → Al(OH)3 + Na+ dilihat dari hasil reaksinya dimana adanya gelembung. Dan pada Al + HCl ≠.
Pada
sampel HCl + NaOH, larutan terlihat jernih dan seakan – akan tidak
terlihat bereaksi. Hal ini disebabkan karena apabila HCl ditambahkan
NaOH maka akan menjadi NaCl + H2O dimana NaCl adalah garam
yang larut dalam air sehingga praktikan tidak dapat membedakan apakah
sudah terjadi reaksi atau belum. Kita dapat melihat HCl + NaOH bereaksi
apabila konsentrasinya 0,6 M maka reaksi yang akan terjadi menyebabkan
tabung reaksi panas.
Pada sampel AgNO3 + HCl, larutan terlihat jernih dan seakan – akan tidak terlihat bereaksi. Hal ini disebabkan karena apabila AgNO3 ditambahkan HCl maka akan menjadi AgCl + HNO3 dimana AgCl adalah garam dan HNO3 adalah senyawa asam. Jadi kedua larut sehingga tidak terlihat reaksinya.
Deret Volta
K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, Zn, Cu, Fe, N, CO, Sn, Pb, H, Cu, Hg, Ag, Pt, dan Au.
Ket
: semakin kekanan semakin mudah direduksi dan sukar dioksidasi.
Sebaliknya semakin kekiri, semakin mudah dioksidasi dan sukar direduksi.
Tanda – tanda terjadinya reaksi kimia adalah sebagai berikut :
1. Terjadi perubahan warna
Pada
reaksi kimia, reaktan diubah menjadi produk. Perubahan yang terjadi
dapat disebabkan adanya pemutusan ikatan – ikatan antar atom reaktan dan
pembentukan ikatan baru yang membentuk produk. Untuk memutuskan ikatan
diperlukan energi. Untuk membentuk ikatan yang
baru dilepaskan sejumlah energi. Jadi pada reaksi kimia terjadi
perubahan energi seperti pada reaksi substitusi dimana Fe + H2SO4 menjadi warna perak. Pada reaksi metatesis yaitu pada sampel KBr + AgNO3 warna menjadi hijau, reaksi kombinasi Alfol dari warna perak menjadi abu- abu keemasan.
2. Terjadi perubahan suhu
Reaksi
kimia yang menghasilkan energi dalam bentuk panas disebut dengan reaksi
eksotermia, sedangkan reaksi yang menyerap panas disebut reaksi
endotermia. Pada reaksi eksotermis, terjadi perpindahan energi panas
dari sistem ke lingkungan. Pada reaksi endotermis terjadi perpindahan
energi panas dari lingkungan ke sistem. Seperti pada reaksi substitusi,
sampel Fe + HCl, tabung reaksi dirasakan panas, pada reaksi metatesis
sampel NaCl + AgNO3, CaCl2 + H2SO4
tabung reaksi dirasakan panas. Hal ini berarti terjadi pengikatan
energi yang mengakibatkan tabung reaksi panas / terjadi reaksi
(endotermis). Sedangkan pada Al + NaOH tabung reaksi dingin, hal ini
berarti terjadi proses eksotermis.
3. Terjadi endapan
Ketika
mereaksikan dua larutan dalam sebuah tabung reaksi, kadang – kadang
terbentuk suatu senyawa yang tidak larut, berbentuk padat, dan terpisah
larutannya. Padatan itu disebut dengan endapan (prespitat) seperti pada
reksi substitusi yaitu pada sampel Fe + H2SO4 terdapat endapan, pada sampel KBr + AgNO3 terdapat endapan.
4. Terjadi pembentukan gas
Secara
sederhana, dalam reaksi kimia adanya gas yang berbentuk ditunjukkan
dengan adanya gelembung – gelembung dalam larutan yang direaksikan.
Adanya gas dapat diketahui dari baunya yang khas seperti pada reaksi
substitusi yaitu pada sampel Fe + H2SO4, pada sampel Fe + HCl, pada sampel Al + NaOH dan Al + H2SO4.
Adapun
kesalahan – kesalahan yang sering digunakan dalam percobaan adalah
kesalahan dalam pemasukan jumlah sampel contohnya pada reaksi metatesis
sampel dimasukkan adalah 1 : 1, kesalahan pengamat yang kurang teliti
dalam melihat perubahan reaksi yang terjadi
Adapun
hubungan jenis – jenis reaksi kimia dengan farmasi yaitu dalam
pembuatan obat – obat sintetik seperti yang kita ketahui bahwa sumber
daya alam sekarang ini sudah menipis, sehingga diciptakanlah obat
sintetis dimana obat tersebut adalah hasil reaksi senyawa – senyawa yang
menghasilkan senyawa baru yang digunakan sebagai obat dan adapun setelah
dikonsumsi, obat tersebut akan bereaksi dalam tubuh dengan cara gugus –
gugus yang ada pada obat akan diterima oleh reseptor, kemudian akan
berefek pada sumber rasa sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar